Dongeng Setelah Tidur

Kerdil Hutan, Fantasi, Dongeng, Pemandangan
Ilustrasi Gambar
Tuhan, andai Kau lemparkan aku ke neraka, aku kabarkan kepada setiap penghuninya, bahwa aku mencintai-Mu. (Imam Ali).

Ilmar, kau adalah sosok yang menjanjikan bagiku, dulu!. Seseorang yang aku harap akan membawa buah bahagia bagiku, buah yang engkau petik lalu kau berikan padaku. Sebagaimana janji yang telah kau ucap padaku, sebuah janji untuk membangun keluarga madani. Dongeng keluarga bahagia yang pernah aku dengar dan aku harap akan menjalaninya, tentunya bersamamu!.

"Shiittt...dasar laki-laki pembohong, brengsek", katamu. Tiba-tiba saja kau berubah haluan, sedari awal kau yang begitu mencintai, kini kau penuh benci, seolah kata-katamu penuh caci. Dan kau menggeneralisasi semua laki-laki adalah sama dengan Ilmar.

"Memang semua laki-laki begitu kan", katamu. Laki-laki itu pandai bertanam tebu di bibir. Yang manisnya hanya di bibir mereka, pun jika ia berbagi dengan perempuan, hanya sesaat, tak selamanya. "Ha..ha..ha, iya kan", katamu sambil tertawa. Tapi tawamu serasa terpaksa, karena di baliknya ada sedih, tentang sepenggal kisah indah yang tak lagi utuh.

Wajahmu yang humairah, kini tak lagi demikian. Berubah seketika, seperti mendung yang akan menumpahkan air begitu deras dari langit. Wajahmu, seperti dibanjiri, penuh dengan lautan air mata. Seolah air itu saling berkejaran satu sama lain. Keluar dari bola matamu yang indah tanpa henti. Kini, kau serasa tak kuat lagi menopang bangunan cinta yang mulai runtuh.

"Ya, bangunan cinta yang aku bangun bersamanya, kini serasa tinggal puing-puingnya", katamu. Bangunan itu runtuh karena ada orang lain yang merobohkannya. Dan iya tak bisa bertahan hanya karena satu pihak saja yang menjaganya. "Iya harus dijaga dan dirawat oleh kedua belah pihak, antara aku dan kamu (Ilmar)", tambahmu. Tapi ternyata kamu malah membantu merobohkannya dengan orang lain tersebut.

Bagaimana mungkin aku tak membenci lelaki, sementara kau adalah lelaki yang aku anggap membawa penawar disaat aku keracunan. Bagaimana mungkin aku tak membenci lelaki, sementara kau adalah lelaki yang menjanjikan kebahagiaan bagiku. Dan, bagaimana mungkin aku tak membenci lelaki, sementara kau adalah lelaki yang aku pertahankan di depan keluargaku yang pada saat yang sama ada orang lain yang hendak disandingkan denganku.

Intinya, semua lelaki sama, sama-sama pengecut dan brengseknya 
Katamu kali ini dengan nada marah. Tapi, kau seolah lupa, bahwa kau juga dari seorang lelaki yang hanya dilahirkan oleh seorang perempuan.

0 Response to "Dongeng Setelah Tidur"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel