Barang Altruisme

Ilustrasi Gambar

Altruisme merupakan perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Hal yang dilakukan tersebut merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama.

Jika ditelisik lebih jauh, hal tersebut sejalan dengan prinsip dasar dari kehidupan masyarakat Indonesia yang mengutamakan kebersamaan dalam pemecahan masalah serta pentingnya memperhatikan kehidupan atau kesejahteraan orang lain.

Namun demikian, dalam pandangan beberapa aliran filsafat, misalnya Objektivisme mengemukakan hal yang sebaliknya, bahwa altruisme merupakan suatu keburukan. Disebut keburukan karena lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Pada dasarnya setiap orang akan mementing dirinya terlebih dahulu lalu bertindak untuk orang lain. 

Altruisme dapat dibedakan dengan perasaan loyalitas dan kewajiban. Altruisme memusatkan perhatian pada motivasi untuk membantu orang lain dan keinginan untuk melakukan kebaikan tanpa memperhatikan ganjaran, sementara kewajiban memusatkan perhatian pada tuntutan moral dari individu tertentu (seperti Tuhan, raja), organisasi khusus (seperti pemerintah), atau konsep abstrak (seperti patriotisme, dsb).


Beberapa orang dapat merasakan altruisme sekaligus kewajiban, sementara yang lainnya tidak. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran atau keuntungan.

Menurut Burrhus Frederic Skinner, kita cenderung mengulangi atau memperkuat perilaku yang memiliki konsekuensi positif bagi diri kita. Artinya, di balik perilaku yang tampaknya altruisme sesungguhnya adalah egoisme atau kepentingan diri sendiri.

Orang dapat merasa lebih baik setelah memberikan pertolongan, mengharapkan imbalan di akhirat, menghindari perasaan bersalah atau malu yang bisa mencul bila mereka tidak menolong. Pun bila seseorang tidak dapat mengharapkan hadiah, penghargaan, imbalan uang, dia mungkin dimotivasi oleh penghargaan yang lebih lunak.

Dalam konteks ekonomi, selain barang publik dikenal pula barang altruisme. Barang altruisme merupakan barang yang ketersediaanya berdasarkan suka rela karena rasa kemanusiaan. Contohnya, darah.

Supply darah ada karena rasa kemanusiaan (ingin membantu sesama manusia). Apabila barang tersebut (darah) diserahkan kepada mekanisme pasar, maka kemungkinan besar tidak akan terjadi pasar karena aspek supply nya bertentangan dengan ajaran agama (akan terjadi kegagalan pasar atau market failures).

Oleh karena itu, pemerintah menangani masalah supply and demand  darah dengan membentuk PMI (Palang Merah Indonesia). Apabila kita datang ke PMI untuk donor darah, motivasi utamanya adalah semata-mata karena rasa kemanusiaan, sama sekali bukan karena ingin memperoleh pembayaran 

0 Response to "Barang Altruisme"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel