Sekolah Bukan Untuk Trauma

Ilustrasi Gambar
Trauma dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari adanya tekanan jiwa atau cedera jasmani. Atau dalam pengertian yang lain yaitu gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot seperti muram, sedih, dan atau perasaan tertekan. Hal itulah yang pernah dirasakan oleh Izmi, seorang siswi di salah satu SD di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Menurut pengakuan dari sang Ibu (yang kebetulan adalah Ibu saya juga, ^_^), Izmi pernah dimarahi oleh salah seorang gurunya. Hal tersebut sempat membuat ia trauma dan tidak mau ke sekolah. Ia takut berhadapan dengan sang guru tersebut.

Hal yang semestinya menjadi perhatian bersama khususnya bagi guru yang mengajar di tingkat SD bahwa seorang anak yang masih menginjak usia belia (usia SD) rentang terhadap trauma yang bisa berakibat fatal terhadap perkembangannya. Hal yang mestinya diperoleh pada tingkat usia tersebut adalah perhatian dan pengajaran yang baik, bukan sebaliknya.

Bersekolah pada hakikatnya adalah membangun keunggulan sumberdaya manusia, baik itu pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Bukan sebaliknya, membunuh potensi siswa-siswa didiknya. Seperti kasus yang terjadi pada tulisan ini, hal tersebut bisa saja membunuh potensi yang dimiliki sang siswi tersebut.

Olehnya itu, perlu pemahaman yang baik oleh para guru dalam kaitannya dengan psikologis (tingkat perkembangan) seorang anak, apahkahlagi usia anak tersebut masih dalam usia belia. Sebab kondisi perkembangan seorang anak berbeda dengan anak yang lainnya. Utamanya perbedaan pada tingkat kecerdasannya.

#Semoga kita bisa menjadi pendidik yang baik yang memahami setiap perbedaan yang ada pada diri setiap siswa.

0 Response to "Sekolah Bukan Untuk Trauma"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel