Sarung yang Biru

Berkas:Sarung Muna.JPG
Ilustrasi Gambar
Tidaklah kujadikan biru menjadi merahmelainkah hanya sebagai atribut kesadaranbahwa sadarku masih mengingatmu. (A_P)
Tentunya, semua orang tahu tentang sarung. Sarung sebagaimana biasanya, digunakan sebagai sesuatu yang bisa menutupi sebahagian tubuh, juga bisa digunakan untuk berbagai aktifitas yang lain, terlebih sangat umum terlihat digunakan sebagai atribut bagi orang muslim dalam melakukan ritual ibadahnya. Tentunya, tulisan ini tidak ingin mengupas lebih jauh kaitan antara sarung dengan religiuitas seseorang.

Juga, tulisan ini tidak hendak dijadikan sebagai lapak promosi tentang sarung (walaupun gambar ilustrasinya jelas terlihat tentang jenis tertentu) dengan berbagai brand image-nya yang ternama, yang biasanya promosi tentang sarung lebih gencar dan menggiurkan menjelang hari raya tertentu, terkhusus menjelang hara raya umat muslim (ramadhan atau lebaran).

Sarung pada tulisan ini lebih saya tafsirkan dalam makna yang berbeda, yakni sesuatu yang membungkus, membalut dan atau menutupi. Sarung dalam makna yang agak filosofis (mungkin), yaitu tentang kenangan yang masih terbungkus atau terbalut rapi dalam jiwa, bahwa seseorang yang terindah masih tersimpan dalam marwah kemegahan.

Sebagaimana bungkusan yang membungkus sesuatu, biasanya yang dibungkus, dibungkus agar tidak mudah lecet, rusak dan sebagainya sehingga ia tetap awet, tetap indah atau tahan lebih lama. Dengan demikian yang dibungkus tersebut akan aman dan tetap terjaga dengan baik.

Begitupula dengan rasa, cinta dan kasih sayang yang senantiasa disarungi (dibungkus dan atau dibalut) dengan baik, maka akan berefek baik pada rasa/cinta yang dibungkus tersebut, sepanjang pembungkusnya juga baik dan terjamin oleh yang membungkusnya itu. Ahh.. kata-kata ini lagi-lagi usang ^_^. Tapi tak mengapa lah, sekedar menuangkan aksara rasa yang tak tersapa.

Selanjutnya kata biru dalam judul tulisan ini. Sebagaimana biru dalam berbagai makna yang umum, yang menyatakan tentang kesan komunikatif, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kepandaian dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, idealisme, persahabatan dan harmoni.

Namun dari berbagai makna yang terkandung dalam interpretasi warna biru tersebut, saya lebih tertarik hanya pada frasa, yaitu cinta dan kesadaran. Terlebih lagi, saya ingin menggabungkan frasa tersebut menjadi kesadaran akan cinta. Sehingga, kedua kata tersebut tidak terpahami sebatas sebagai sesuatu yang dikotomis.

Akhirnya, tulisan ini hanya sebatas pengisi ruang dini hari, yang tanpa tuangan pemanis yang mengemis-ngemis. Hingga wajarlah ketika tak barmakna apa-apa.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel